Florian Wirtz telah menyelesaikan kepindahannya yang mengejutkan ke Liverpool, memecahkan rekor transfer klub dan Liga Premier Inggris.
Pemain berusia 22 tahun ini didatangkan dari Bayer Leverkusen dengan nilai fantastis, mencapai 116 juta poundsterling atau setara dengan 135 juta euro. GOAL POWER, akan membahas informasi menarik mengenai sepak bola hari ini, simak pembahasan ini.
Pemecah Rekor Sejak Usia Belia
Florian Wirtz memulai debut profesionalnya di Bundesliga saat usianya baru menginjak 17 tahun, tepatnya 15 hari setelah ulang tahunnya. Ia menjadi pemain termuda dalam sejarah Bayer Leverkusen dan menempati posisi ketiga termuda dalam sejarah kompetisi tertinggi Jerman tersebut.
Kecepatan dan kecerdasannya di lapangan membuat banyak orang terpana, dan tak lama kemudian, ia mulai menorehkan rekor demi rekor. Selain menjadi pencetak gol termuda Bundesliga, Wirtz juga menjadi pemain termuda yang mencapai 50 laga di liga tersebut. Ia juga mencetak gol tercepat dalam sejarah tim nasional Jerman, menunjukkan bahwa bakatnya tidak hanya terbatas di level klub, tetapi juga di panggung internasional.
“Memecahkan rekor selalu menjadi sesuatu yang istimewa. Sebagai atlet, Anda hidup untuk momen-momen seperti ini,” ujar Wirtz, menggambarkan rasa bangga dan semangatnya dalam mencapai pencapaian tersebut. Masa kecilnya yang penuh cerita menarik juga turut membentuk karakter dan mentalnya.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Cedera Lutut Nyaris Menghentikan Mimpi Besar
Perjalanan karier Florian Wirtz tidak selalu mulus. Hanya satu bulan setelah wawancara, ia mengalami cedera parah di laga derby melawan FC Cologne. Saat mencoba memotong ke dalam kotak penalti, ia dijatuhkan lawan dan langsung memegangi kepala serta lututnya. Setelah diperiksa, hasilnya menyatakan bahwa Wirtz mengalami robekan ligamen lutut yang cukup serius.
Cedera ini menjadi momen paling menegangkan dalam perjalanan kariernya. “Bagian tersulit adalah saat mengetahui hasil diagnosisnya,” ungkap Wirtz, mengingat betapa beratnya situasi tersebut. Namun, berkat dukungan pelatih dan fisioterapis, ia tidak menyerah.
Ia menjalani proses pemulihan yang penuh tantangan namun penuh harapan, dengan semangat “tidak ada kata menyerah” yang terus menyala dalam dirinya. Selama masa pemulihan, Wirtz belajar banyak tentang ketekunan dan kesabaran. Ia menyadari bahwa cedera bukan akhir dari segalanya, melainkan ujian untuk menguatkan mental dan tekadnya.
Baca Juga: Darwin Nunez di Ambang Pintu Keluar, Napoli dan Milan Siap Menyergap
Tahan Kritik dan Gagal Menghentikan Semangatnya
Sebelum mengalami cedera, Wirtz sudah terbiasa menghadapi tekanan dan kritik dari berbagai pihak. Perpindahannya dari akademi FC Cologne ke Bayer Leverkusen menuai protes keras dari suporter Cologne yang merasa dikhianati, karena ada kesepakatan tak tertulis antar klub untuk tidak membajak pemain muda. Meski demikian, Wirtz tetap melangkah ke klub rival dan menjadi sorotan karena keberaniannya.
Pihak Cologne merasa kecewa dan merasa kehilangan salah satu talenta terbaik mereka. Namun, Wirtz mengaku bahwa dia cukup kuat secara mental untuk menghadapi cemoohan dan tekanan tersebut. “Saya tahu para fans akan marah dan mengkritik, tapi saya harus fokus pada jalan saya sendiri,” katanya.
Ia menganggap kritik sebagai bagian dari proses dan motivasi untuk membuktikan bahwa keputusannya tepat. Mental baja dan tekad kuat membuatnya tetap fokus pada pengembangan diri. Ia percaya bahwa setiap tantangan dan kritikan justru menguatkan karakter dan mentalnya sebagai pemain profesional.
Bersinar Bersama Xabi Alonso
Setelah pulih dari cedera, Wirtz tampil gemilang di bawah arahan pelatih Xabi Alonso. Ia menjadi pusat permainan Bayer Leverkusen, menunjukkan kualitas dan visi bermain yang luar biasa.
Di musim tersebut, Wirtz mencetak 18 gol dan 20 assist, memperlihatkan bahwa ia bukan hanya sekadar pemain muda biasa, melainkan pemain yang mampu membawa tim meraih prestasi.
Salah satu momen penting dalam kariernya terjadi saat melawan Stuttgart. Ia menggiring bola melewati lima pemain lawan dan menyamakan kedudukan, yang kemudian membantu timnya naik ke puncak klasemen Bundesliga.
Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita sepak bola terbaru lainnya hanya dengan klik goal-power.com.