Liverpool tengah menghadapi momen penting dalam perombakan skuad mereka menyusul kepastian kepergian Trent Alexander-Arnold, bek kanan dan ikon klub, yang akan segera hijrah ke Real Madrid.
Di tengah situasi ini, Jeremie Frimpong muncul sebagai kandidat utama yang dapat menggantikan posisi krusial tersebut dengan pendekatan yang segar dan dinamis. Dengan menyesuaikan kebutuhan modern untuk tim yang tengah dalam proses evolusi di bawah pelatih Arne Slot. Ikuti terus pembahasan menarik dari sepak bola Primer dan tentunya telah kami rangkum di GOAL POWER.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Latar Belakang Perpindahan Trent Alexander-Arnold
Trent Alexander-Arnold merupakan produk akademi Liverpool yang sejak usia muda telah berkontribusi besar bagi klub. Berkembang menjadi salah satu bek kanan terbaik di dunia dan memainkan peran vital dalam kesuksesan Liverpool dalam beberapa tahun terakhir. Sejak debutnya pada musim 2016-2017, ia menjadi sosok kunci di lini pertahanan dan serangan Liverpool. Dikenal karena kemampuannya memberikan umpan silang akurat serta menjadi playmaker dari posisi bek kanan.
Namun, di musim 2024-2025, Alexander-Arnold mengambil keputusan mengejutkan dengan mengumumkan bahwa ia tidak akan memperpanjang kontraknya yang berakhir pada Juni 2025 dan memilih meninggalkan Liverpool untuk mencari tantangan baru di klub top Eropa lainnya, yang dilaporkan kemungkinan besar adalah Real Madrid. Keputusan tersebut memicu reaksi beragam dari pendukung Liverpool, antara rasa kecewa dan pengertian. Terutama mengingat Alexander-Arnold telah mengabdi di klub sejak usia enam tahun dan dianggap sebagai “Scouser” sejati yang mewujudkan impian masa kecilnya di Merseyside.
Koneksi dan Kualitas Sosial
Jeremie Frimpong membawa nilai tambah yang signifikan bagi Liverpool bukan hanya dari sisi kemampuan bermain, tetapi juga dari aspek koneksi sosial dan kualitas integrasi dalam lingkungan klub. Sebagai pemain yang sudah mengenal budaya sepak bola Inggris melalui pengalaman panjangnya di akademi Manchester City selama sembilan tahun. Frimpong memiliki kemudahan adaptasi yang penting ketika bergabung dengan klub Premier League seperti Liverpool.
Selain itu, statusnya sebagai pemain “homegrown” sesuai regulasi Premier League memberikan keuntungan administrasi bagi Liverpool dalam menyusun skuad musim depan. Lebih jauh, Frimpong memiliki hubungan personal yang kuat dengan sejumlah pemain inti Liverpool. Khususnya rekan-rekan senegara asal Belanda seperti Virgil van Dijk, Ryan Gravenberch, dan Cody Gakpo.
Hubungan ini dipupuk sejak mereka bersama-sama di tim nasional Belanda. Serta mempercepat proses integrasi Frimpong di ruang ganti serta memperkuat chemistry tim di lapangan. Bahkan dalam beberapa kesempatan, Frimpong tampak akrab dengan rekan-rekannya yang menggunakan dialek lokal. Seperti momen dia menirukan aksen Scouse saat menyapa Gravenberch, yang menunjukkan kedekatannya dengan lingkungan klub secara sosial.
Baca Juga: Ruben Amorim Membiayai Staf Manchester United untuk Final Liga Europa
Aspek Bertahan dan Adaptasi
Meski demikian, ada kekhawatiran mengenai aspek pertahanan Frimpong yang pernah dikritik karena lebih sering bermain sebagai wing-back menyerang daripada bek kanan tradisional yang mengedepankan stabilitas defensif. Statistik juga menunjukkan hanya 22% dari tower sentuhannya terjadi di area sendiri, jauh lebih sedikit dibanding Alexander-Arnold yang mencapai 48%.
Namun, selama berada di bawah pelatih Xabi Alonso, Frimpong telah menjalani peningkatan signifikan dalam hal pengambilan keputusan dan kontribusi bertahan dengan rata-rata 1.6 tekel per pertandingan dan 0.6 intersepsi, serta kemenangannya dalam duel udara mencapai 40.7%. Dengan usia yang masih muda, 24 tahun, dan karakter belajar yang bagus. Diyakini Frimpong akan bisa beradaptasi dan berkembang di bawah arahan Arne Slot yang sudah terbukti mampu meningkatkan kemampuan bertahan Alexander-Arnold.